Sabtu, 17 Juli 2010

Kakek Tua.. Yang Berpura-pura

Senin, mungkin hari yang ditunggu bagi sebagian pengejar rejeki sejati, sebaliknya senin hari yang berasa cepat tiba dan mengusik ketenangan sebagian orang yang belum puas meluangkan waktu di akhir pekannya. Terserahlah.. dengan alasan yang beraneka macam.. yang jelas sekarang, Hari Senin.
Dengan seragam kantor bergegas meninggalkan semua hal yg melenakan di rumah, masih tidak berbeda dengan minggu atau bulan-bulan sebelumnya, matahari sudah terlanjur siap grak di atas kening aku baru menyalakan motor dan bergegas berlalu meninggalkan halaman yang tak sempat aku cabuti rumputnya. Sesaat di jalan raya, kendaraan ramai dan berisik berdebu. Mau ngebut mau perlahan.. laju kendaraan terhenti mendadak saat kuning digantikan merah, sengatan sang mentari semakin menggigit jaket hitamku hasil pembagian panitia PON. Celingak celinguk diprempatan menunggu berjalan mundurnya 60 detik angkat berwarna merah di atas traffic light, mataku tertuju pada seorang kakek tua yang digandeng seorang anak laki-laki kecil, kakek tua itu berkemeja kumal dan bercelana bahan kain warna krem lusuh plus kaca mata hitam. Tidak ada yg aneh, sebuah kombinasi yang pas untuk menarik simpati pengguna jalan yang lagi berhenti di perempatan, sebuah uniform yang pas untuk seorang peminta-minta buta. Yang membuat mataku semakin tajam memandang bukan karena silau man.., tapi sang kakek yang berkaca mata hitam bukannya menunjukkan tanda-tanda orang yang buta.., malah tolah kiri toleh kanan layaknya, semakin dia mendekat semakin aku tatap matanya semakin pula dia membuang wajahnya.., diantara kebingunganku.. keburu angka nol berganti hijau hitungan mundur, peduli amat... aku tinggalkan anak kecil dan kakek tua itu. kesibukkanku membuat aku menggelinding bersama waktu.

Akhiirr Jamaaannn..., ditandai waktu semakin singkat, baru berasa senin belum lagi penat sudah ketemu jum'at lagi yg pertanda besok bisa molor lebih lama lagi.., :) jangan sirik bagi yang tidak mampu molor lama.
Adzan di Masjid Raya berkumandang memanggil orang-orang yang beriman, terik matahari jum'at memang berasa beda, bersama semilir angin.. auranya mengundang orang untuk terlelap saat Khotib di atas mimbar membacakan khotbah, anehnya saat selesai salam shalat jum'at.. entah kemana hilangnya kantuk berat tadi, ngomong2 setan di undang jum'atan juga enggak sih?.
setelah hal-hal yang aku inginkan aku panjatkan ke haribaan-Nya, aku turuni anak tangga lantai 1 masjid Raya yang megah, lapang dada berasa.. karena rindu pada-Nya sedikit terobati karena persuan tadi, tiba-tiba aku dikagetkan dengan pandanganku yg jatuh ke seseorang yang duduk bersila di deretan panjang pengemis yang membentuk pagar di antara tangga hingga pintu keluar masjid, seorang Kakek tua yang dipersimpangan jalan... bathinku. Ya.. yang mejadi keterkejutanku sekaligus menjawab pertanyaan dan praduga di hatiku, kakek tua dengan stelan baju dan bawahan sama dengan yang pernah aku lihat sebelumnya, tapi kali ini ada yg beda, kakek tua itu tidak lagi berkaca mata hitam, dan sorot matanya tajam tanpa menerawang.. alias tidak buta. hmmmmmmm... dalam hatiku antara datarnya keterkejutanku, ternyata lagi-lagi siang ini aku diberi sebuah kenikmatan.. sebuah senyum lucu di hatiku.. matahari berasa sejuk. Alhamdulillah..Ya Allah.., ayak2 wae... kakek tua.

Senin lagi.. lagi-lagi senin..., lampu merah lagi.. lagi-lagi merah lampunya, wuih... yang membuat aku bangga, karena siang ini.. tentunya lagi-lagi seorang kakek tua, masih di gandeng seorang anak laki-laki kecil.. meminta2 di perempatan jalan dengan bangga tanpa kacamata hitamnya. Alhamdulillah.. kita harus jujur atas karunia-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar